ANTENA UHF TV DIGITAL SMK
Driver berukuran 24cm,reflektor 26
cm,dan direktor 1 berukuran 21,5 yang semakin kedepan berkurang 3mm
(21,5;21,2;20,9....dst).Jarak antara dipole dengan reflektor yaitu a adalah
9 cm,sedangkan jarak dipole ke direktor dan direktor ke direktor yang lain
atau a1 sampai a10 sebesar 10,5 cm.
Cara lain yang kemudian ditempuh untuk meningkatlkan gain adalah
dengan menambah jumlah reflector. Reflector-reflector itu lalu disusun secara
vertikal (lihat gambar 4) atau disusun membentuk sudut (lihat gambar gb 5).
Dengan cara ini sinyal yang dipantulkan oleh masing-masing reflector akan saling
memperkuat ke arah depan sehingga diperoleh tambahan gain yang cukup besar.
Sebagai gambaran, reflector tunggal hanya menghasilkan gain 4,7 dB sedangkan
reflector sudut bisa menghasilkan gain hingga 8 dB. Benda atau elemen lain di
belakang reflector tidak mempengaruhi karakteristik dipole. Oleh karena itu di
belakang reflector dapat dipasang rangka-rangka penguat sehingga konstruksinya
menjadi lebih kuat.
Dari
berbagai sumber dan artikel yg saya baca, siaran percobaan TV Digital Indonesia
di wilayah Jabodetabek saat ini diselenggarakan oleh dua konsorsium, yaitu:
1. Konsorsium TVRI-Telkom dengan kekuatan pemancar 1.2kW ( TVRI1, TVRI2, RCTI, TPI, dan eTV ) dengan cakupan hanya sebagian wilayah Jakarta saja. Itu sebabnya
signalnya masih kurang baik. Bahkan belakangan ini blank (sama sekali tidak ada siaran). Dapat diterima di channel-44UHF dengan frekwensi 658,000 kHz
2. Konsorsium Digital Televisi Indonesia - KTDI dengan kekuatan pemancar 5kW ( SCTV, TRANS TV, TRANS 7, ANTV, TV ONE, dan METRO TV ) di channel-46UHF pada frekwensi 674,000 kHz, dengan cakupan:
- Grade A adalah area dengan kualitas sinyal yang bagus sampai sangat bagus: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Kodya
Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor daerah tinggi.
- Grade B adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai bagus: Cikarang, Tigaraksa, Rangkasbitung
- Grade C adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai kurang: Karawang, Serang, Bogor daerah rendah, Pandeglang
Namun, kembali lagi, kualitas penerimaan juga sangat bergantung kepada antena yang digunakan, arah yang tepat, dan lokasi penerimaan.
Sedangkan untuk wilayah Bandung - Jawa Barat, uji coba telah dimulai tgl. 29 Jan 2010, oleh peyelenggara tunggal yaitu TVRI , di channel-35UHF dengan kekuatan 5kW, sehingga meng-cover hampir seluruh wilayah Bandung dan sekitarnya dengan baik. Konten yang bisa diterima mencakup TVRI Nasional, TVRI Bandung, tvEdukasi, SCTV, RCTI, TPI, GlobalTV, Indosiar, TransTV, Trans7, dan MetroTV.
1. Konsorsium TVRI-Telkom dengan kekuatan pemancar 1.2kW ( TVRI1, TVRI2, RCTI, TPI, dan eTV ) dengan cakupan hanya sebagian wilayah Jakarta saja. Itu sebabnya
signalnya masih kurang baik. Bahkan belakangan ini blank (sama sekali tidak ada siaran). Dapat diterima di channel-44UHF dengan frekwensi 658,000 kHz
2. Konsorsium Digital Televisi Indonesia - KTDI dengan kekuatan pemancar 5kW ( SCTV, TRANS TV, TRANS 7, ANTV, TV ONE, dan METRO TV ) di channel-46UHF pada frekwensi 674,000 kHz, dengan cakupan:
- Grade A adalah area dengan kualitas sinyal yang bagus sampai sangat bagus: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Kodya
Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor daerah tinggi.
- Grade B adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai bagus: Cikarang, Tigaraksa, Rangkasbitung
- Grade C adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai kurang: Karawang, Serang, Bogor daerah rendah, Pandeglang
Namun, kembali lagi, kualitas penerimaan juga sangat bergantung kepada antena yang digunakan, arah yang tepat, dan lokasi penerimaan.
Sedangkan untuk wilayah Bandung - Jawa Barat, uji coba telah dimulai tgl. 29 Jan 2010, oleh peyelenggara tunggal yaitu TVRI , di channel-35UHF dengan kekuatan 5kW, sehingga meng-cover hampir seluruh wilayah Bandung dan sekitarnya dengan baik. Konten yang bisa diterima mencakup TVRI Nasional, TVRI Bandung, tvEdukasi, SCTV, RCTI, TPI, GlobalTV, Indosiar, TransTV, Trans7, dan MetroTV.
Keberadaan TV Digital di Indonesia
Hampir semua stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV
swasta nasional telah memanfaatkan sistem teknologi penyiaran
dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program,
melakukan penyuntingan, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal
gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan
menggunakan pemancar. Sistem transmisi digital
melalui pemancar ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video Broadcasting
Terestrial).
Uji Coba TV Digital
Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T
mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat
dimasukkan sekaligus ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan
kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu
menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk
penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi
penambahan siaran-siaran TV baru.
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi
teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan
tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem
digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran
bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba
sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang
paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Penonaktifan analog
- Fase I (2008–2010)
- Percobaan DTV
- Pengosongan layanan primer lainnya (broadband telepon genggam dan RFID)
- Fase II (2012–2015)
- Siaran TV analog & DTV simulcast
- Fase III (2015-2017)
- TV analog dinonaktifkan
- Pengosongan siaran DTT melalui saluran 22 sampai 48
- Pengosongan broadband telepon genggam di gelombang 694 MHz sampai 806 MHz
- Fase IV (2018-)
- Tidak ada layanan TV analog
- 100% siaran DTV melalui saluran 22 sampai 48
Wilayah siaran
- Kawasan Ekonomi Maju 1: Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mulai Q1 2011 sampai Q2 2015
- Kawasan Ekonomi Maju 2: Sumatera Utara, Banten, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau mulai Q4 2012 sampai Q1 2016
- Kawasan Ekonomi Berkembang 3: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Bali, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah mulai Q3 2013 sampai Q4 2016
- Kawasan Ekonomi Berkembang 4: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, and Kalimantan Selatan mulai Q1 2014 sampai Q2 2017
- Kawasan Ekonomi Berkembang 5: Papua mulai Q3 2014 sampai Q4 2017
Penyiar saat ini
Hingga Agustus 2012, TVRI adalah satu-satunya stasiun
TV yang menyiarkan televisi digital di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam.
TVRI memiliki 376 pemancar analog, 30 di antaranya kompatibel dan siap
dialihkan ke digital.[1]
Pada akhir September 2012, Metro TV mulai
mengoperasikan transmisi televisi digital di:[2]
- Jakarta
- Bandung
- Semarang
- Surabaya
- Malingping, Padeglang, Anyer, dan Cilegon di Banten
Frekuensi TV Digital
Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang
digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi
digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra
High Frequency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog
dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan
pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital
dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan
untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program
yang berbeda tentunya.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh
sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN (single frequency network) sehingga daerah
cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (cable,
satellite, VCR, DVD players, camcorders, video games
consoles) adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya
pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter (set top box)
yang dapat mengubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan
menggunakan TV receiver biasa
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum.
Ada satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang
cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal carrier melainkan
lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya
akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer
program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket
layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat
ini.
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan
dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum
frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai
operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat
diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program
televisi digital (operator lain). Dari
aspek regulasi akan terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara
jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak
dibidang penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari
adanya monopoli
penyelenggaraan televisi digital di Indonesia.
Karakteristik Sistem Penyiaran TV
Digital Terestrial
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di
Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV
Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang
berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem
penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.
Kualitas Penyiaran TV Digital
Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih
bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV
digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek
yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi
TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat
tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat
tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan
mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek
bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan
bergerak dengan kecepatan tinggi.
Manfaat Penyiaran TV Digital
- Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
- Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting.
- Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference
Keunggulan TV Digital
- Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
- Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
- Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan izin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya.
- Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien.
Transisi ke TV Digital
Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal
digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan
alat tambahan baru yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi analog.
Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB).
Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan
sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi
penerima siaran.
Awal Transisi ke TV Digital
Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang
berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi migrasi dengan
meminimalkan risiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (Broadcasters)
maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi
program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan
diputuskan untuk dilakukan maka perlu dilaksanakan melalui masa ‘Simulcast’,
yaitu masa dimana sebelum
masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog
yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai menerima siaran analog dari pemancar
TV yang menyiarkan siaran TV Digital.
Alasan Transisi TV Digital
Masa transisi diperlukan untuk melindungi puluhan juta
pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat
secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus
layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan
investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan
prioritas bagi operator TV eksisting.
Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV
eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun,
seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu
karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal
dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan
kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi sangat penting.
Akibat Transisi ke TV Digital
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia
TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar
penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital.
Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "network
provider" dan "program / content provider".
Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan
kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus
membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV
analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara
TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena
kanal frekuensinya sudah habis.
Model Bisnis Penyiaran TV Digital
Kedepan
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di
era digital juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan
kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan
terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi
yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi
antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta
Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency)
hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.
Di sisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk
sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan
harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada
disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara
berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan
juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators)
kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai
pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer
providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan
pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.
Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa
membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan
tersebut. Bentuk jasa pelayanan dalam model bisnis Penyiaran TV Digital dapat
digambarkan pada Gambar 1.
Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih
terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV
akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik.
Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru
seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa
saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para
penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak
perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia
content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content
distributor